Karo Ortala: Akreditasi Penentu Kualitas Perguruan Tinggi

By Admin

nusakini.com--Peralihan status Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura yang diresmikan Menag Lukman Hakim Saifuddin pada Kamis (05/07) seyogyanya dibarengi dengan peningkatan kualitas dan kuantitas.    

Hal itu disampaikan Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana (Ortala) Kemenag RI, Afrizal Zen usai mendampingi Menag Lukman Hakim meresmikan peralihan status STAIN Pamekasan menjadi IAIN Madura. 

Menurut Afrizal, seperti disampaikan Menag Lukman Hakim saat peresmian alih status STAIN Pamekasan menjadi IAIN Madura merupakan salah satu bentuk komitmen dan perhatian pemerintah dalam peningkatan kualitas pendidikan  

Ia menambahkan ada delapan gelombang usulan peralihan status Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) tahun ini. Salah satunya adalah IAIN Madura yang sudah resmi dengan terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 28 Tahun 2018 tentang IAIN Madura. 

"Peralihan status STAIN ke IAIN Madura harus bergayung sambut dengan peningkatan kuantitas dan kualitas. Jangan sampai peralihan status ini masih dirasakan seperti STAIN sebelumnya. Dan inilah yang harus diperhatikan oleh segenap civitas akdemika IAIN Madura," kata Afrizal.  

Dengan peralihan status tersebut, kini IAIN Madura memiliki empat fakultas, yaitu: Syariah dan Hukum, Tarbiyah Keguruan, Ushuludin, dan Ekonomi Bisnis Islam. Afrizal menyatakan, Kemenag melalui Biro Ortala tengah menyusun Organisasi Tata Keja dari IAIN Madura yang saat ini masih di Menpan-RB.  

"Harapan kita, pada pertengahan Juli 2018 ini Insya Allah sudah selesai. Usai peralihan status ke IAIN Madura, Biro Ortala juga akan tetap melakukan pemantauan dan evaluasi. Misalnya akreditasi prodi dan lembaga yang diharapakan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sebab akreditasi penentu kualitas dari sebuah perguruan tinggi," ujarnya.  

Awalnya peralihan status IAIN Madura sedikit tersandung dengan keterbatasan lahan untuk penunjang sarana dan prasarana di kampus yang tidak lebih dari lima hektare. Namun, karena ada jaminan tambahan lima hektare lagi dari Pemkab Pamekasan, peralihan status IAIN Madura bisa berjalan mulus.

"Kita berharap IAIN Madura ini maju. Sebab, satu-satunya perguruan tinggi agama Islam negeri di Pulau Madura ya IAIN Madura, " kata Afrizal. 

Sebelumnya Rektor IAIN Madura Mohammad Kosim mengatakan saat ini total mahasiswa IAIN Madura berjumlah 8.500 mahasiwa dengan 18 program studi strata satu (S-1) dan dua program studi magister (S-2). 

PTKIN yang menjadi satu-satunya di Pulau Madura ini juga menjadi pilihan favorit bagi putra-putri daerah. Terbukti membludaknya calon mahasiswa baru yang mendaftar ke IAIN Madura. Dari 4.000 calon mahasiswa yang mendaftar, pihak IAIN Madura hanya bisa menampung sekitar 2.000 calon mahasiswa baru. (p/ab)